Monday, May 25, 2009
Sunday, May 10, 2009
CORETAN KEIMANAN
DIA telah berjanji menerima doamu.
Dan DIA telah memerintahkanmu menunjukkan
permohonan kepadaNya
agar DIA memberimu apa yang kauminta; dan juga yang
mendambakan rahmatNya agar Ia melimpahkannya atas dirimu. Tidak seorangpun yang dapat menjadi penghalang antara kau dan DIA.
Tiada IA mencegahmu bertaubat
bila kau melakukan kejahatan,
dan tiada pula IA menyegerakan pelaksanaan hukuman bila kau melanggar laranganNya.
IA tidak mengejekmu bila kau akhirnya kembali kepada-Nya,
dan tidak membeberkan rahsia-rahsia dosamu meski yang demikian itulah yang lebih patut bagimu.
IA takkan mempersulit penerimaan taubatmu,
tidak mengungkit-ungkit kesalahanmu,
dan tidak akan pernah membuatmu merasa putus asa akan rahmatNya.
Bahkan bila kau mengurungkan niatmu untuk melakukan dosa, IA akan menghitungnya sebagai suatu perbuatan baik yang layak diberi pahala.
IA hanya menghitung pelanggaran yang kau lakukan sebagai satu kali dosa,
akan tetapi perbuatan baik yang kau lakukan akan dihitungNya sepuluh kali lipat pahalanya !
PintuNya selalu terbuka bagimu bila kau kembali kepadaNya.
Kesempatan diberikanNya kepadamu bila kau ingin memperbaiki dirimu di hadapanNya.
Bila kau memanggilNya, IA mendengar panggilanmu itu. Bila kau bermunajat denganNya,
IA pun mengetahui bisikan hatimu.
Dan kau selalu diberi-Nya
waktu untuk memaparkan kepada-Nya segala hajatmu, mencurahkan segala isi hatimu,
dan mengeluhkan segala kerisauanmu.
Ataupun kau memohon agar IA
menghilangkan segala kesusahanmu serta mengharap pertolongan-Nya atas semua urusanmu.
Atau meminta agar IA melimpahkan bagimu dari khazanah rahmat-Nya,
sebanyak apa saja yang tak mungkin siapapun selain DIA memberikannya,
baik berupa penambahan usia, kesehatan jasmani atau kelapangan rezeki.
DiserahkanNya kepadamu kunci-kunci khazanahNya dengan mengizinkan kau meminta dariNya.
Setiap kali kau ingin, kau dapat mengetuk pintu-pintu
nikmatNya dengan berdoa kepadaNya seraya mengharapkan curahan rahmatNya.
Maka janganlah sampai kau berputus asa bila IA tak segera menjawab permohonanmu.
Sebab pemberianNya selalu seimbang dengan niat yang menyertai setiap permintaan.
Adakalanya jawaban dariNya tertunda untuk sementara,
agar lebih besar ganjaranNya bagi si peminta dan lebih berharga bagi si pengharap.
Dan adakalanya kau memohon sesuatu tetapi tidak memperolehnya.
Namun kau mungkin akan mendapat yang lebih baik, segera atau ditangguhkan sampai waktu lainnya.
Atau hal itu memang sengaja dialihkan agar engkau memperoleh gantinya yang lebih utama.
Sungguh, kau tidak tahu, dalam sesuatu yang kau
minta mungkin saja tersembunyi penyebab kehancuran agamamu sekiranya kau memperolehnya.
Karena itu mohonlah dariNya agar semua permintaanmu ditetapkan kebaikannya untukmu dan dijauhkan keburukannya darimu.
Betapapun juga,
kekayaan yang diberikan kepadamu tak akan berada di tanganmu selamanya,
demikian pula kau tak akan hidup terus untuknya.
Ketahuilah, bahawa kau dicipta untuk kehidupan akhirat, bukan untuk dunia.
Untuk kefanaan, bukan untuk kebaqaan.
Untuk kematian, bukan untuk kehidupan yang langgeng. Dan bahawa kau kini berdiam dalam rumah sementara
dengan keadaan yang hanya mencukupi kebutuhan,
dan dibawa berjalan di atas jalan menuju akhirat.
Dan bahawa kau selalu dikejar oleh maut yang tiada
seorangpun terlepas dari kejarannya,
dan tidak pula mampu menghindarinya.
Ia pasti mencapai mangsanya.
Maka, waspadalah selalu !
Jangan sampai ia mencapaimu ketika kau dalam keadaan yang buruk.
Walaupun barangkali kau pernah membisikkan keinginan
bertaubat ke dalam hati sanubarimu,
namun maut yang datang cepat dapat
menjadi penghalang antara kau dan niatmu itu.
Jika yang demikian itu terjadi,
maka sesungguhnya kau telah menjadi penyebab kebinasaan bagi dirimu sendiri..
(Di petik dari Mutiara Nahjul Balaghah/Wacana dan Surat-surat Imam Ali r.a, penerbit Mizan)
Melayu: Karya Usman Awang
Melayu itu orang yang bijaksana
Nakalnya bersulam jenaka
Budi bahasanya tidak terkira
Kurang ajarnya tetap santun
Jika menipu pun masih bersopan
Bila mengampu bijak beralas tangan. Melayu itu berani jika bersalah
Kecut takut kerana benar,
Janji simpan di perut
Selalu pecah di mulut,
Biar mati adat
Jangan mati anak.
Melayu di tanah Semenanjung luas maknanya:
Jawa itu Melayu,
Bugis itu Melayu
Banjar juga disebut Melayu,
Minangkabau memang Melayu,
Keturunan Acheh adalah Melayu,
Jakun dan Sakai asli Melayu,
Arab dan Pakistani, semua Melayu
Mamak dan Malbari serap ke Melayu
Malah muaalaf bertakrif Melayu
Dalam sejarahnya
Melayu itu pengembara lautan
Melorongkan jalur sejarah zaman
Begitu luas daerah sempadan
Sayangnya kini segala kehilangan
Melayu itu kaya falsafahnya
Kias kata bidal pusaka
Akar budi bersulamkan daya
Gedung akal laut bicara
Malangnya Melayu itu kuat bersorak
Terlalu ghairah pesta temasya
Sedangkan kampung telah tergadai
Sawah sejalur tinggal sejengkal tanah sebidang mudah terjual
Meski telah memiliki telaga
Tangan masih memegang tali
Sedang orang mencapai timba.
Berbuahlah pisang tiga kali
Melayu itu masih bermimpi
Walaupun sudah mengenal universiti
Masih berdagang di rumah sendiri.
Berkelahi cara Melayu
Menikam dengan pantun
Menyanggah dengan senyum
Marahnya dengan diam
Merendah bukan menyembah
Meninggi bukan melonjak.
Watak Melayu menolak permusuhan
Setia dan sabar tiada sempadan
Tapi jika marah tak nampak telinga
Musuh dicari ke lubang cacing
Tak dapat tanduk telinga dijinjing
Maruah dan agama dihina jangan
Hebat amuknya tak kenal lawan
Berdamai cara Melayu indah sekali
Silaturrahim hati yang murni
Maaf diungkap senantiasa bersahut
Tangan diulur sentiasa bersambut
Luka pun tidak lagi berparut
Baiknya hati Melayu itu tak terbandingkan
Selagi yang ada sanggup diberikan
Sehingga tercipta sebuah kiasan:
"Dagang lalu nasi ditanakkan
Suami pulang lapar tak makan
Kera di hutan disusu-susukan
Anak di pangkuan mati kebuluran"
Bagaimanakah Melayu abad dua puluh satu
Masihkan tunduk tersipu-sipu?
Jangan takut melanggar pantang
Jika pantang menghalang kemajuan;
Jangan segan menentang larangan
Jika yakin kepada kebenaran;
Jangan malu mengucapkan keyakinan
Jika percaya kepada keadilan
Jadilah bangsa yang bijaksana
Memegang tali memegang timba
Memiliki ekonomi mencipta budaya
Menjadi tuan di negara Merdeka
Saturday, May 9, 2009
Delusi Ummi
Munsyid : Nice
Dibalik tabir mimpi di raungan merindu
Mengimbas figura di kesumba senja
Tak siapa mendengar ratap hati bonda
Di hadap ranumnya kasih yang manis bermadu
Mengapa kau hanya mengunyah pahit hempedu
Ummi engkau berdelusi
Impian ilusi
Mimpi jadi ngeri mengusik dinihari
Ummi engkau kehampaan
Dambaan igauan janji hanya mainan
Gurauan di bibir kau kutip jadi sandaran
Keperitan itu teman mu yang sejati
Di hujungnya bahgia menanti
Bersama harapan dan pengorbanan diri
Terus berbakti
Resahmu sembunyi dalam riuh ketawa
Sebak dada tidak ketara
Tenangnya wajah tabah kau hadapi
Kerana kau yakin Tuhan lebih mengasihi
Ummi…
Friday, May 8, 2009
Sesekali DiUji
Munsyid : NICE
Menguji jauh mananya sabar kita
Mungkin selama ini kita terlupa
Kita terlalu leka dengan nikmat kurniaanNya
Maka diberi sedikit ujian
Menguji tahap keimanan dijiwa
Bila kesusahan
Terasa hidup terlalu payah
Berbagai persoalan menerjah
Baru minta petunjuk hidayah
Usah berputus asa
Kerana ada rahmat disebaliknya
Yang tidak kita ketahui
Dalam hidup ini
Teruslah berdoa
Pada Allah
Pengasih…Pemurah dan Penyayang
Kita terlalu leka dengan nikmat…kurniaanNya
Maka diberi sedikit ujian
Menguji tahap keimanan dijiwa
Metafora
Metafora
Album : Istimewa Tiada Dua
Munsyid : Nice
Sekerat akar mampu kuhulur padamu
Di saat dikau terkapai dan kelemasan
Di arus hidup yang tinggal sejengkal cuma
Katamu kau tak bisa berenang ke sana
Engkaulah teman tanpa sangsi dan curiga
Setelah aku mendengar lirih ratapmu
Harumnya sekuntum melati di embunan pagi
Sewaktu kita melewati sebidang tanah perkebunan
Persahabatan
Tersasar aku di dalam mentafsir
Aksara jujur dan ketelusan yang terpamer di wajahmu
Terlalu naïf untuk ku fahami
Metafora puisi dusta dan personafikasi
Sukarnya untuk aku membuktikan
Kebenaran yang berpihak padaku
Kerna peluang langsung tiada padaku
Sedarlah aku erti senyuman
Ada dendam yang tidak pernah padam
Pada lirik matamu ada pedang tajam yang merejam
Ohh….
Terima kasih atas pengalaman itu
Mengajak aku kembali mengenal diri
Terpaksa lagi menyusuri jalan-jalan sepi
Masih bisakah kutemui sekuntum melati mewangi yang tidak berduri
Wednesday, May 6, 2009
25 Pesanan Luqmanul Hakim kepada anaknya...
bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam
ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, agar jangan
karam, layarilah lautan itu dengan SAMPAN yang bernama
TAKWA, ISInya ialah IMAN dan LAYARnya adalah TAWAKKAL
kepada ALLAH.
02 - Orang - orang yang sentiasa menyediakan dirinya
untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat
penjagaan dari ALLAH. Orang yang insaf dan sedar
setalah menerima nasihat orang lain, dia akan sentiasa
menerima kemulian dari ALLAH juga.
03 - Hai anakku; orang yang merasa dirinya hina dan
rendah diri dalam beribadat dan taat kepada ALLAH,
maka dia tawadduk kepada ALLAH, dia akan lebih dekat
kepada ALLAH dan selalu berusaha menghindarkan maksiat
kepada ALLAH.
04 - Hai anakku; seandainya ibubapamu marah kepadamu
kerana kesilapan yang dilakukanmu, maka marahnya
ibubapamu adalah bagaikan baja bagi tanam tanaman.
05 - Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana
sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan dirimu
hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.
06 - Dan selalulah berharap kepada ALLAH tentang
sesuatu yang menyebabkan untuk tidak menderhakai
ALLAH. Takutlah kepada ALLAH dengan sebenar benar
takut ( takwa ), tentulah engkau akan terlepas dari
sifat berputus asa dari rahmat ALLAH.
07 - Hai anakku; seorang pendusta akan lekas hilang
air mukanya kerana tidak dipercayai orang dan seorang
yang telah rosak akhlaknya akan sentiasa banyak
melamunkan hal hal yang tidak benar. Ketahuilah,
memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih
mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang
tidak mahu mengerti.
08 - Hai anakku; engkau telah merasakan betapa
beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat
berat, tetapi akan lebih lagi daripada semua itu,
adalah bilamana engkau mempunyai tetangga (jiran) yang
jahat.
09 - Hai anakku; janganlah engkau mengirimkan orang
yang bodoh sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang
yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak
menjadi utusan.
10 - Jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah
dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal
sedikit sahaja berdusta itu telah memberikan akibat
yang berbahaya.
11 - Hai anakku; bila engkau mempunyai dua pilihan,
takziah orang mati atau hadir majlis perkahwinan,
pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab ianya akan
mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedang kan
menghadiri pesta perkahwinan hanya mengingatkan dirimu
kepada kesenangan duniawi sahaja.
12 - Janganlah engkau makan sampai kenyang yang
berlebihan, kerana sesungguhnya makan yang terlalu
kenyang itu adalah lebih baiknya bila makanan itu
diberikan kepada anjing sahaja.
13 - Hai anakku; janganlah engkau langsung menelan
sahaja kerana manisnya barang dan janganlah langsung
memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, kerana
manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu
belum tentu menimbulkan kesengsaraan.
14 - Makanlah makananmu bersama sama dengan orang
orang yang takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan
para alim ulamak dengan cara meminta nasihat dari
mereka.
15 - Hai anakku; bukanlah satu kebaikan namanya
bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau
tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah
bagaikan orang yang mencari kayu bakar, maka setelah
banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih
mahu menambahkannya.
16 - Hai anakku; bilamana engkau mahu mencari kawan
sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan berpura
pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu
dia masih berusaha menginsafkan kamu,maka bolehlah
engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak
demikian, maka berhati hatilah.
17 - Selalulah baik tuturkata dan halus budibahasamu
serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan
disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap
orang lain yang pernah memberikan barang yang
berharga.
18 - Hai anakku; bila engkau berteman, tempatkanlah
dirimu padanyasebagai orang yang tidak mengharapkan
sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yang
mengharapkan sesuatu darimu.
19 - Jadikanlah dirimu dalam segala tingkahlaku
sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau
mengharap sanjungan orang lain kerana itu adalah sifat
riya~ yang akan mendatangkan cela pada dirimu.
20 - Hai anakku; janganlah engkau condong kepada
urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan olah dunia
saja kerana engkau diciptakan ALLAH bukanlah untuk
dunia sahaja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih
hina daripada orang yang terpedaya dengan dunianya.
21 - Hai anakku; usahakanlah agar mulutmu jangan
mengeluarkan kata kata yang busuk dan kotor serta
kasar, kerana engkau akan lebih selamat bila berdiam
diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu
mendatangkan manfaat bagi orang lain.
22 - Hai anakku; janganlah engkau mudah ketawa kalau
bukan kerana sesuatu yang menggelikan, janganlah
engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah
engkau bertanya sesuatun yang tidak ada guna bagimu,
janganlah mensia siakan hartamu.
23 - Barang sesiapa yang penyayang tentu akan
disayangi, sesiapa yang pendiam akan selamat daripada
berkata yang mengandungi racun, dan sesiapa yang tidak
dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan
menyesal.
24 - Hai anakku; bergaullah rapat dengan orang yang
alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya
kerana sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan
nasihatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah
dari mutiara kata katanya bagaikan tanah yang subur
lalu disirami air hujan.
25 - Hai anakku; ambillah harta dunia sekadar
keperluanmu sahaja, dan nafkahkanlah yang selebihnya
untuk bekalan akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia
ini ke keranjang atau bakul sampah kerana nanti engkau
akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain.
Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta
meneguk habis airnya kerana sesungguhnya yang engkau
makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah
engkau bertemankan dengan orang yang bersifat talam
dua muka, kelak akan membinasakan dirimu.
Semoga pesanan ini memberi manfaat buat kita semua,
Wassalam.
Peringatan Buat Diriku Yang Alpa.."Kematian"
Kematian adalah satu kejadian yang hebat dan pasti akan dihadapi oleh setiap yang bernyawa. Ia merupakan satu perkara yang tidak dapat dihindarkan walau dengan apa cara sekali pun. Manusia juga akan menghadapi saat kematian. Ini jelas dari Firman Allah yang bermaksud:
`Tiap-tiap yang bernyawa (bernafas) pasti akan merasai maut.’
(Surah Ali Imran: Ayat 185)
Dari ayat di atas, jelas bahawa manusia bakal mati. Hidup manusia di dunia ini adalah buat sementara waktu saja. Apabila mati, manusia akan dibawa ke alam barzakh (kubur). Kemudian ia akan dihidupkan kembali untuk menuju ke alam akhirat.
Namun demikian mati adalah satu rahsia Allah. Tidak ada seorang pun manusia yang berani mendabik dada mengatakan bahawa ia mengetahui saat kematiannya. Dan tidak ada seorang pun yang berani mengatakan bahawa ia akan hidup kekal di dunia ini buat selama-lamanya.
Sedar akan hakikat bahawa mati adalah satu kejadian yang paling hebat maka perbuatan melupakan mati atau tidak mengingati mati adalah satu perbuatan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Seorang manusia tidak sepatutnya mengabaikan tentang persoalan mati sedangkan mereka tahu bahawa mereka pasti akan menghadapi saat kematian. Orang yang tidak menghiraukan langsung tentang persoalan mati dapat diumpamakan sebagai seorang yang memasukki satu daerah yang sama sekali baru baginya dalam keadaan yang gelap gelita. Sudah pasti dia tidak dapat melangkah dan tidak tahu ke mana yang hendak dituju.
Begitulah juga keadaannya dengan roh manusia yang telah mati yang tidak pernah mengingati soal kematian – tidak pernah mempelajari masalah mati dan tidak mempunyai ke-percayaan atau keyakinan tentang persoalan mati.
Untuk menghindar dan menghadapi nasib yang demikian maka agama Islam menganjurkan kita supaya tidak mengabaikan saat kematian. Kita juga dikehendaki supaya mengetahui hakikat mati supaya kita dapat menempuh saat kematian dengan penuh pengertian dan kesabaran.
Satu persoalan yang mungkin timbul difikiran kita apabila membicarakan tentang soal mati ialah mengapakah agama Islam menyuruh umatnya mengingati mati sedangkan mati itu adalah satu perkara yang tidak menarik atau tidak menggembirakan. Mati sebaliknya adalah satu perkara yang amat ngeri dan menegakkan bulu roma.
Untuk memecahkan persoalan di atas maka eloklah kita renungkan hadis berikut:
Berkata Ibnu Omar r.a : Pada suatu hari aku datang berjumpa Rasulullah s.a.w yang sedang berada ditengah para sahabat yang terkemuka. Lalu berdiri salah seorang sahabat dari Ansar bertanya Rasulullah:-
`Ya Rasulullah ! Siapakah yang paling pintar dan siapa pula yang paling cerdas akalnya ?’Rasulullah menjawab:
`Yang paling cerdas dan yang paling pintar ialah orang yang paling banyak mengingati mati dan yang banyak bekal menghadapi mati. Merekalah yang paling pintar dan yang paling cerdas kerana mereka mendapat kemuliaan di dunia dan kehormatan di akhirat.’
Dari hadis di atas, jelaslah bahawa mengingati mati adalah suatu perbuatan yang perlu dilakukan oleh setiap orang yang menghuni alam yang fana ini. Namun demikian, bukanlah bermakna bahawa dengan mengingati mati itu kita meminta supaya lekas mati.
Oleh itu dapatlah dikatakan bahawa orang yang mengerti akan hakikat mati – yang mempunyai kepercayaan dan keyakinan tentang masalah mati, bererti orang ini mengerti akan hakikat hidup.
Orang yang mengingati mati dengan pengertian dan kesedaran serta dengan keyakinan dan kepercayaan, hidupnya tidak akan merasa derita dan sengsara. Sebaliknya, orang yang tidak pernah memikir dan mempelajari masalah mati dalam hidupnya dan tidak percaya kepada Tuhan, akan menghadapi matinya dalam keadaan derita dan sengsara.
Orang yang mengetepikan persoalan mati, sekali pun pada masa hidupnya dia sihat walafiat, kaya raya dan hidupnya mewah tetapi pada saat matinya dia akan menghadapi pen-deritaan yang paling hebat – satu penderitaan yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata dan dikhayalkan dengan fikiran.
Bagi orang yang sering mengingati mati dan mempunyai keyakinan serta kepercayaan yang tertentu mengenai hidup dan mati, sekali pun berada dalam kekhuatiran dan ketakutan, tetapi kekhuatiran itu ada batasnya – kekhuatiran danketakutan yang masih mengandungi harapan-harapan tertentu.
Mereka akan menghadapi mati bukan dalam keadaan putus harapan, tetapi mereka akan menghadapi mati dengan harapan yang amat besar – dengan harapan yang kukuh dan teguh.
Oleh itu dapatlah dikatakan bahawa mengingati mati bukanlah satu perbuatan yang menakutkan diri. Sebaliknya, mengingati mati adalah satu tindakan yang boleh menghilangkan segala ketakutan.
Orang yang sedar akan saat kematian akan bersiap sedia untuk menghadapinya dengan penuh yakin dan tabah. Ia akan lebih bergiat untuk menempuh hidupnya bagi mencapai keredhaan Allah baik di dunia mau pun di akhirat.
Rasulullah dan para sahabat baginda adalah orang yang paling banyak jasa terhadap bangsa dan tanah air serta yang paling hebat perjuangan dan jihadnya dalam hidup. Tetapi mereka tidak lupa untuk mengingati mati malah mereka adalah orang yang paling banyak mengingati mati.
Dari itu dapatlah dikatakan bahawa orang yang tidak mengingati mati adalah orang yang hidup dalam kerugian. Sesungguhnya mati akan mengunjungi sesiapa saja dan ia tidak mengenal pangkat atau darjat, kaya atau miskin, senang atau susah.
Keadaan ini jelas dinyatakan Allah dengan Firman Nya yang bermaksud:
`Dimana saja kamu berada pasti mati men-datangi kamu sekali pun kamu bersembunyi di atas mahligai atau benteng yang paling kuat.’
(Surah An Nisa’: Ayat 78)
Berjalan Tanpa Henti
Bagaikan jauh jalan yang kutempuh
Langkah demi langkah akan kugagah
Hari demi hari berjalan tanpa henti
Yakinku ada sinar yang menanti
Bila dah bertemu arah
Yakin penuh pasrah
Pada-Nya yang kuasa di kau berserah
Jika kau rebah
Jika kau kalah
Bersaksilah rahmat-Nya akan terserlah
Segala kepahitan segala keperitan
Terima bagai penghapus dosa
Malang yang menimpa
Duka yang melara
Mungkin di baliknya ada bahagia
Jangan jangan berputus asa
Dari rahmat-Nya Yang Maha Esa
Jangan jangan kita lupa
Ujian lumrahnya dunia
Ibunda, Kenapa Engkau Menangis
Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."
Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawapan yang dapat diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu membesar menjadi remaja dan tetap tertanya-tanya, mengapa wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,"Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.
Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.
Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, seringkali anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didakap dengan lembut olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa kesusahan, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.
Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan bila-bila pun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".
Maka, dekatilah sang ibu selagi beliau masih hidup...
Saturday, May 2, 2009
Insan Tersayang...Mak...
Orang kata aku lahir dari perut mak..(bukan org kata...memang betul)
Bila dahaga, yang susukan aku....mak
Bila lapar, yang suapkan aku....mak
Bila keseorangan, yang sentiasa di sampingku.. ..mak
Kata mak, perkataan pertama yang aku sebut....Mak
Bila bangun tidur, aku cari....mak
Bila nangis, orang pertama yang datang ....mak
Bila nak bermanja, aku dekati....mak
Bila nak bergesel, aku duduk sebelah....mak
Bila sedih, yang boleh memujukku hanya....mak
Bila nakal, yang memarahi aku....mak
Bila merajuk, yang memujukku cuma......mak
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah....mak
Bila takut, yang tenangkan aku....mak
Bila nak peluk, yang aku suka peluk....mak
Aku selalu teringatkan ....mak
Bila sedih, aku mesti talipon....mak
Bila seronok, orang pertama aku nak beritahu....mak
Bila bengang.. aku suka luah pada..mak
Bila takut, aku selalu panggil... "mmaaakkkk! "
Bila sakit, orang paling risau adalah....mak
Bila nak exam, orang paling sibuk juga....mak
Bila buat hal, yang marah aku dulu....mak
Bila ada masalah, yang paling risau.... mak
Yang masih peluk dan cium aku sampai hari ni.. mak
Yang selalu masak makanan kegemaranku. ...mak
kalau balik ke kampung, yang selalu bekalkan ulam & lauk pauk....mak
Yang selalu simpan dan kemaskan barang-barang aku.....mak
Yang selalu berleter kat aku...mak
Yang selalu puji aku....mak
Yang selalu nasihat aku....mak
Bila nak kahwin....Orang pertama aku tunjuk dan rujuk....mak
Aku ada pasangan hidup sendiri....
Bila seronok, aku cari....pasanganku
Bila sedih, aku cari....mak
Bila berjaya, aku ceritakan pada....pasanganku
Bila gagal, aku ceritakan pada....mak
Bila bahagia, aku peluk erat....pasanganku
Bila berduka, aku peluk erat....emakku
Bila nak bercuti, aku bawa....pasanganku
Bila sibuk, aku hantar anak ke rumah....mak
Bila sambut valentine.. Aku hadiahi bunga pada pasanganku
Bila sambut hari ibu...aku cuma dapat ucapkan “Selamat Hari Ibu”
Selalu.. aku ingat pasanganku
Selalu.. mak ingat kat aku
Bila..bila.. . aku akan talipon pasanganku
Entah bila... aku nak talipon mak
Selalu...aku belikan hadiah untuk pasanganku
Entah bila... aku nak belikan hadiah untuk emak
Renungkan:
"Kalau kau sudah habis belajar dan berkerja... bolehkah kau kirim wang untuk mak?
mak bukan nak banyak... lima puluh ringgit sebulan pun cukuplah".
Berderai air mata jika kita mendengarnya. .......
Hari ini kalau mak mahu lima ratus sebulan pun mungkin kita mampu..
Kita boleh kirimkan. Tapi kalau mak sudah tiada.....
Mungkin kita tidak berkesempatan lagi..
bukan lima puluh ringgit.. lima puluh sen pun tidak sempat kita kirimkan!
Semoga bunga-bunga kebahagiaan memagari seluruh taman impian mak tersayang...
Jangan sesekali melukakan , mengecewakan, mengguris dan menghiris perasaan dan hati suci mak yang melahirkan...tiada ikatan sesuci kasih abadi mak yang melahirkan,membesarkan dan mendidik..keperitan, penderitaan, kesakitan dan kesusahan mak melahirkan tak dapat kita bayangkan...Cukuplah sekadar kita menjadi penyejuk di mata dan penawar di hati insan yang berkorban segala-galanya untuk kita...
Moga iringan doa dan limpah rahmat kasih sayang NYA mengiringi kehidupan mak dan ayah tersayang...Ungkapkanlah kata-kata azimat ini...Sayang Mak!!!!!! Moga kita menjadi anak yang soleh solehah...anak mithali....amin...