Friday, March 20, 2009

Hassan Al-Banna

(AT-TARBIYYAH ISLAMIYAH WA MADRASAH HASAN AL-BANNA)
PENDIDIKAN ISLAM DAN MADRASAH HASAN AL-BANNA


Pendidikan Islam menurut pengertian Ikhwanul Muslimin dan penerapannya
mempunyai ciri-ciri khas yang menonjol, yang terpenting ialah :
1. Tekanan pada segi Ketuhanan,
2. Sempurna dan lengkap,
3. Keserasian dan keseimbangan,
4. Bersifat kreatif dan membina,
5. Persaudaraan dan kesetiakawanan.
6. Beridentiti dan berdikari.

Hati manusia sama dengan tubuhnya, memerlukan tiga perkara:
a. pemeliharaan supaya ia selamat,
b. makanan supaya ia hidup dan
c. pengubatan supaya ia sehat.

Di antara nilai-nilai pokok yang dilaksanakan oleh pendidikan Ketuhanan
Ikhwanul Muslimin adalah ibadat kepada Allah. Itulah tujuan pertama dari
penciptaan manusia. Allah SWT berfirman:

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melairikan supaya mereka
beribadat kepada-Ku." (Adz-Dzariyat: 56).

Ibadat - dengan pengertian umum - ialah suatu nama yang mencakup
segala apa yang disukai dan diredhai oleh Allah, berupa perkataan dan
perbuatan. Tetapi yang kami maksudkan di sini ialah ibadat dalam pengertian
khusus, iaitu beribadat dan mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan
syiar-syiar-Nya, berzikir dan bersyukur kepada-Nya.
Di antara unsur-unsur pokok yang ditekankan oleh Ikhwanul Muslimin
dalam ibadat adalah:

1. Tetap mengikuti Sunnah dan menjauhi bid'ah, sebab setiap bid'ah
adalah sesat. Dalam hal ini Asy syaikh Sayid Sabiq telah menyusun
kitabnya Fiqhus Sunnah dan Hasan Al-Banna telah memberikan penghantar
dan memujinya. Sebelum itu beberapa bahagian dari padanya telah disiarkan
dalam majalah mingguan Ikhwanul Muslimin. Kitab itu bertumpu pada dalildalil
syari'at dan merupakan fikih Ikhwanul Muslimin.

2. Mengutamakan ibadat-ibadat fardhu, sebab Allah tidak menerima ibadat
sunat sebelum ditunaikan yang fardu. Dalam sebuah Hadith Qudsi yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari tersebut:
"Tidak ada satu pun takarub hamba-Ku kepada-Ku yang lebih Ku-sukai dari
pada menunaikan apa yang Aku fardukan kepadanya."
Sebab itu bagaimanapun, meninggalkan yang fardu tidak dapat dibenarkan.

3. Menggemarkan salat jamaah, meskipun mazhab-mazhab berbeza pendapat
mengenai hukumnya, ada yang mengatakan fardu 'ain, ada yang mengatakan
fardu kifayah dan ada yang mengatakan sunat muakkad. Sebab itu ketika
Ikhwanul Muslimin berangkat ke Kamp Tursina, mereka segera membangun
sebuah mesjid di setiap bahagiannya. Mereka berkumpul padanya
mengerjakan setiap salat, seperti mengerjakan salat Jum'at.

(Hasan Al-Banna) mengimami kami pada setiap salat dan membaca qunut
pada raka'at akhir dengan berdoa
"Ya Tuhan Kami, dengan kekuatan-Mu bebaskanlah kami dari keadaan
tertawan ini, dengan rahmat-Mu tutuplah kekurangan kami, dengan
pengawasan-Mu kendalikanlah urusan kami. Ya Tuhan kami, tutupilah
kekurangan kami dan tenteramkanlah hati kami..."

4. Menggemarkan amalan sunat. Dalam Hadith Qudsi di atas antara lain
tersebut:
"Senantiasa hamba-Ku bertakarub kepada-Ku dengan amal-amal sunat,
sehingga Aku mencintainya."
Berapa banyak yang timbul di pangkuan dakwah ini orang-orang yang
banyak berpuasa dan beribadat malam hari (qiyamul lail)

5. Menggemarkan berzikir kepada Allah.

"Hai orang-orang yang beriman berzikirlah (dengan menyebut nama Allah),
zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi
dan petang. " (Al-Ahzab: 41-42).
Sebaik-baik zikir adalah membaca Al Qur-an, Kalam Ilahi untuk setiap
huruf pembacanya memperoleh sepuluh kebaikan. Di antara pesanan gerakan
itu ialah setiap anggota harus melakukan wirid harian iaitu membaca ayat-ayat
dari Al Qur-an, membacanya dengan baik berdasarkan hukum tajwid dan
dengan memahami maknanya. Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci)
yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi bisa
terbelah atau oleh kerananya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara,
tentu Al Quranlah bacaan itu.
Macam-macam zikir dan bacaannya adalah banyak di antaranya: tasbih,
tahmid, tahlil. takbir, do'a. Istighfar dan salawat ke pada Nabi SAW.
Pendidikan Ikhwanul Muslimin sangat berghairah menetapi zikir yang
diterima dari Nabi (yang ma'tsur), kerana beberapa hal:

1). Lafaz-lafaz yang ma'tsur tidak dapat ditandingi oleh lafaz-lafaz lain dari
segi kandungan isinya dan uslubnya (susunan kata-katanya). la merupakan
ayat dari pada ayat-ayat Allah; disebabkan lengkapnya, fasihnya, jelasnya,
kuat pengaruhnya dan ini merupakan berkah kenabian.

2). Ucapan orang yang tidak ma'tsur, kadang-kadang mengandungi unsur
berlebih-lebihan atau kekurangan. Dengan demikian tidak terlepas dari kata
orang begini dan kata orang begitu. Padahal Nabi memperingatkan:
"Tinggalkanlah apa yang meragukan dan ambillah apa yang tidak
meragukakan mu."

3). Dalam membaca zikir yang ma'tsur ada dua pahala, pahala zikir dan
pahala mengikuti Nabi. Tidaklah pantas menyia-yiakan pahala mengikuti
Nabi ini tanpa alasan.

Kerana itu Imam Hasan Al-Banna menyusun suatu risalah dari kumpulan
zikir dan do'a yang berasal dari Sunnah Nabi. Risalah itu dinamakannya Al-
Ma'tsurat menurut pola seperti Al-Adzkar susunan Imam An-Nawawi dan Al
Kalimuththayyibah susunan Syeikh Ibnu Taimiyah.

Risalah ini dan sedikit di antara mereka yang tidak menghafalnya dan
mengulang-ulangi zikirnya pagi dan petang. Di antara anggota ada yang
membuat cara tersendiri untuk mengingatkannya akan do'a itu dalam setiap
kesempatan. Di kamar tidur digantungkan papan tulis yang berisi do'a waktu
tidur dan waktu bangun. Di kamar makan digantungkan do'a makan dan
minum, dekat pintu do'a masuk dan ke luar, dalam kenderaan do'a perjalanan
dan demikianlah seterusnya.

Di antara metode yang diciptakan oleh Ikhwanul Muslimin untuk
membangkitkan perasaan keagamaan, menumbuhkan sikap mawas diri dan
mengalahkan nafsu lawwamah 9) atas nafsu ammarah 10)adalah apa yang
dinamakan Jadwal al Muhasabah (Jadual Introspeksi), iaitu suatu jadual yang
dicetak, berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan oleh seseorang kepada
dirinya dan ia harus menjawabnya dengan ya atau tidak, supaya mengetahui
sejauh mana ia melaksanakan atau mengabaikan kewajibannya. Yang demikian
itu ketika ia hendak tidur, supaya diketahuinya hasil pekerjaannya hari itu.
Introspeksi hanya dilakukan sendiri, tidak memerlukan pengawas selain Allah
SWT.

Di antara pertanyaan-pertanyaan itu adalah:
Apakah engkau telah menunaikan salat pada waktunya?
Apakah engkau telah menunaikannya secara berjama'ah?
Apakah engkau telah membaca wirid harianmu dari Al Quran?
Apakah engkau telah membaca do'a-do'amu yang ma'tsur?!
Apakah engkau ada menjenguk saudaramu kerana Allah?
Dan sebagainya....

2 comments:

aminmenulis said...

salam ziarah, nice post. nice blog..

nur masitah said...

salam ziarah...
masih mencari-cari dan masih belajar...